Advertising

Saturday, July 6, 2013

Mau Panjang Umur, Jangan Bertengkar

Jakarta, Dua orang asing yang menikah dan tinggal serumah tentu menyebabkan banyak pertengkaran karena perbedaan kegemaran maupun pendapat keduanya. Tapi jika pasutri bisa menahan diri, maka kondisi kesehatan merekalah yang akan merasakan manfaatnya.



Bahkan sekelompok peneliti dari AS menemukan bahwa pasangan yang jarang bertengkar diketahui hidup lebih sehat dan berumur lebih panjang dibandingkan pasangan yang rutin bertengkar. Demikian dikutip dari Daily Mail, Sabtu (6/7/2013).

Temuan ini diperoleh peneliti setelah melakukan pengamatan terhadap kondisi kesehatan fisik 1.700 pasangan menikah dan menganalisis respons survei rutin dari responden yang menanyakan tentang banyaknya pertengkaran, tingkat kebahagiaan dan kualitas hidup responden selama 20 tahun.

Baik responden pria maupun wanita hanya diminta menilai kondisi kesehatan mereka dengan menggunakan skala dari 'buruk' sampai 'sempurna'.




Dari situ terungkap bahwa semakin sering pasangan bertengkar, kondisi kesehatan mereka juga terlihat semakin buruk. Namun hal itu mendorong peneliti untuk menyimpulkan bahwa kaitan antara kebahagiaan pernikahan dengan kondisi kesehatan itu tampaknya terletak pada bagaimana upaya kedua pasangan untuk mengurusi satu sama lain.

Pasalnya, dalam laporan studi yang dipublikasikan Journal of Marriage and Family, pasangan yang bahagia dan jarang bertengkar lebih suka memasak dan makan makanan sehat bersama. Rendahnya tingkat stres juga berarti pola tidur pasangan yang bahagia lebih teratur.

Pasangan yang hampir tak pernah terlibat cekcok pun cenderung lebih suka mendorong satu sama lain untuk menghilangkan kebiasaan buruk seperti merokok dan malas check-up, tak terkecuali melakukan aktivitas positif secara berjamaah, termasuk berolahraga bersama.

"Studi ini juga menunjukkan bahwa pernikahan yang bahagia memiliki komponen preventif untuk menjaga kondisi kesehatan pasangan selama bertahun-tahun. Untuk itu, pasangan yang kerap bertengkar atau beradu pendapat perlu mendapatkan bantuan profesional untuk mengurangi konflik mereka karena itu mempengaruhi kesehatannya," ungkap ketua tim peneliti, Rick Miller.

"Sebaliknya, pada pasangan yang bahagia, jika salah satu pasangan mengalami hari yang buruk, mereka akan cenderung saling support dan berempati terhadap satu sama lain. Hal ini akan menurunkan stres dan mencegah penurunan kondisi kesehatan," lanjutnya.

Dari penelitian sebelumnya juga telah terungkap bahwa pernikahan yang tak bahagia dikaitkan dengan depresi, gangguan kecemasan, pola makan yang buruk, kebiasaan merokok, dan kurang tidur. Stres akibat hubungan pernikahan yang buruk juga dapat menaikkan tekanan darah sekaligus melemahkan sistem imun.

Sumber

No comments:

Post a Comment