Advertising

Sunday, August 12, 2012

Surga Ditelapak Kaki Ibu

Sobat...
Izinkan aku bertanya kepadamu...kapankah kita terakhir kali mencium tangan Ibumu?
Kapan terakhir kali kita membuat Ibu tersenyum, bahkan tertawa lepas? Jika engkau pernah melakukannya, apa yang kau rasakan saat itu? Senang sekali bukan. Jika kita saat ini memang tinggal bersama Ibu, sudah sepantasnya kita sering melakukan itu semua, sebagai wujub cinta dan bakti kita kepada Ibu. Tetapi, bagaimana jika kondisi mengharuskan kita terpisahkan jarak dengan Beliau? Pastinya kita jarang bertemu dengannya, jarang melihatnya tersenyum dan tertawa lepas.

Sungguh miris memang saat penulis melihat keadaan dewasa ini yang melibatkan generasi muda dengan Ibundanya sendiri. Mereka yang sudah mempunyai istri atau suami lebih mementingkan pasangan mereka sendiri daripada Ibunya sendiri, bahkan ada yang 'sengaja' melupakannya(Naudzubillah). Coba kita menilai sendiri apa yang telah terjadi sekarang.

Saat pacar atau pasangan mereka sedang sakit, khawatir. Setiap lima menit telepon tanya kabar. Tapi saat Ibunya sakit, bodo amat katanya. Pacar atau pasangan mereka esok hari ulang tahun, jauh-jauh hari sudah sibuk mencari hadiah istimewa dan kejutan untuk si doi. Tapi apa yang terjadi saat Ibunya besok ulang tahun? Boro-boro kasih kado, ingat saja enggak kok. Ya ampun. Pacarnya belum makan, sering banget tanya mau makan apa beib?Giliran Ibunya belum makan, biasa aja tuh. 


Ketika pacar atau pasangan sedang ngambek, mereka sedih bukan kepalang trus galau deh. Lalu apa yang terjadi ketika Ibunya marah, mereka juga ikut marah sambil membentak-bentak. Astaghfirullah. Mereka butuh pacar atau pasangan setiap waktu, tetapi butuh Ibu hanya jika ada perlu. Giliran mereka sakit aja, manggil Ibu...Giliran mereka lagi sedih aja, cari Ibu...Giliran butuh apa aja, merengek ke Ibu...Saat itu apakah Ibu kita ada untuk kita? Ya. Beliau akan selalu ada untuk kita. Ibulah sebenar-benar malaikat penjaga untuk kita dari Tuhan. Belum tahu sih rasanya jika Ibu sudah tiada, baru terasa betapa besarnya arti seorang Ibu untuk kita.


Berhentilah mencoba untuk durhaka kepada Ibu kita. Sungguh jangan, siksa Tuhan amat pedih. Orang yang patut kita hormati itu siapa? Ibu. Lalu siapa lagi?Ibu. Setelah itu?Ibu. Lalu siapa? Ayahmu. Seperti itulah Rasulullah menggambarkan betapa pentingnya seorang Ibu bagi kita. Berusahalah agar Ibu kita tersenyum, ridho Ibu kita ridho Tuhan juga.

Sahabat...
Bukankah kita semua setuju jika kita mencintai Ibu kita? Oleh karena itu, bahagiakanlah dia. Muliakanlah dia dengan segala kemampuanmu, dengan jiwa ragamu. Seumur hidupmu kau abdikan untuk Ibumupun sebenarnya takkan cukup menebus semua kasih sayang yang telah Ia berikan untuk kita. Tetapi Tuhan akan tahu bahwa kita telah berusaha. Mari ucapkan doa ini dengan bisikanmu sendiri...

Tuhanku Yang Maha Pengampun...Ampuni aku jika selama ini aku tak sadar akan keburukan kelakuanku kepada Ibuku.Ampuni aku jika selama ini apa yang aku lakukan malah mengarahkanku pada kedurhakaan.Ampuni aku jika sempat terlontar dari mulut ini kata kasar kepada Ibuku.Sungguh hambamu tak bermaksud seperti itu. 
Duhai Tuhanku Yang Maha Pemurah...Izinkan aku untuk bisa setidaknya berusaha membahagiakan Ibuku Ya Tuhan.Izinkan aku untuk selalu bisa melihat senyum diwajah Ibuku sampai akhir hayatnya.Berilah kesempatan untukku untuk bisa memuliakannya Ya Rabb. 
Terpujilah Engkau Wahai Tuhanku Yang Maha Kaya...Ampunilah dosa-dosa ku dan dosa-dosa kedua orang tuaku..Sayangilah mereka, seperti mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil dulu..Tempatkanlah mereka ditempat yang mulia di Sisi Mu.


Amien.


1 comment:

  1. Ya ampun..semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang durhaka kepada ibunya. amien...

    ReplyDelete